Selasa, 25 November 2025

Guru, Investasi Bangsa: Mengapa Penghormatan Tak Boleh Berhenti Hari Ini ?

Guru bukan sekadar profesi—guru adalah investasi jangka panjang sebuah bangsa. Ketika kita berbicara tentang masa depan, satu hal yang tidak pernah berubah dari zaman ke zaman: bangsa yang maju adalah bangsa yang memuliakan pendidiknya. 

Dalam perspektif Islam, betapa pentingnya posisi guru terlihat dari kisah besar Rasulullah SAW dan awal turunnya wahyu.
Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai seorang ummi, yaitu tidak bisa membaca dan menulis. 
Namun justru kepada Nabi Muhammad SAW, Allah SWT menurunkan wahyu pertama yang berkaitan langsung dengan perintah membaca: “Iqra’” (Bacalah!). 

Perintah pertama ini bukan sekadar instruksi membaca secara literal, tetapi simbol bahwa perubahan umat dimulai dari ilmu. 

Allah mengangkat derajat orang-orang berilmu:
“…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)

Hadits Nabi juga menegaskan keutamaan guru dan penuntut ilmu:
“Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi.” (HR. Tirmidzi).

Dan dalam riwayat lain:
“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Dari sinilah kita memahami bahwa guru—sebagai penyampai ilmu—memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam dan pembangunan peradaban.

Salah satu bukti sejarah bahwa guru merupakan penentu kebangkitan bangsa terjadi setelah tragedi bom atom Hiroshima dan Nagasaki pada 1945. Dua kota itu luluh lantak, meratakan rumah, fasilitas umum, dan menghentikan aktivitas kehidupan. 

Namun pemerintah Jepang tidak menanyakan berapa banyak bangunan tersisa, melainkan satu hal penting:
“Berapa guru yang masih hidup?”

Data sejarah mencatat, di Hiroshima sekitar 90% bangunan hancur, lebih dari 60.000 penduduk meninggal, namun ketika pemerintah menemukan bahwa masih ada ratusan guru yang selamat, mereka yakin bahwa Jepang bisa bangkit kembali. 

Sebab bagi mereka, selama ada guru, ada masa depan. 
Dan terbukti, tak sampai 20 tahun kemudian Jepang menjadi kekuatan ekonomi dunia. 
Itu karena fondasi pembangunan mereka diletakkan pada pendidikan dan penghormatan terhadap guru.

Jika menengok Indonesia, penghormatan terhadap guru dulu terasa sangat kuat. Guru dianggap orang tua kedua, tokoh bijak di masyarakat, bahkan rujukan moral. Namun fenomena hari ini cukup berbeda. Berdasarkan data UNESCO (2022), Indonesia masih kekurangan lebih dari 1,3 juta guru. 

Data Kemendikbud juga menunjukkan bahwa lebih dari 60% guru honorer menerima gaji kurang dari 1 juta rupiah per bulan. 
Beban administrasi yang menumpuk, tekanan sosial, serta minimnya dukungan sistem membuat guru bekerja jauh lebih berat dari yang terlihat.

Hubungan guru–murid pun berubah. 
Anak-anak lebih dekat dengan gawai dibanding gurunya, sementara sebagian orang tua lebih cepat menyalahkan guru daripada memahami konteks pendidikan yang kompleks. 

Di sisi lain, guru dituntut beradaptasi dengan teknologi, kurikulum baru, serta tantangan sosial modern yang makin rumit.

Namun ada satu hal yang tetap sama: jasa guru tidak tergantikan. Setiap huruf yang kita baca, setiap konsep yang kita pahami, dan setiap kesuksesan yang kita raih adalah buah dari ketulusan seorang guru dalam mendampingi perjalanan hidup kita.

Menghormati guru tidak boleh berhenti pada tanggal 25 November saja. Guru adalah investasi bangsa; selama mereka terus dijunjung dan diberdayakan, masa depan Indonesia akan tetap memiliki cahaya.
Share:

Rabu, 19 November 2025

Milad Muhammadiyah ke-113: Mencerahkan, Memberdayakan, Membesarkan Bangsa

Setiap tanggal 18 November, bangsa Indonesia memperingati hari bersejarah bagi lahirnya salah satu organisasi Islam terbesar dan paling berpengaruh, yakni Muhammadiyah. 
Pada tahun 2025 ini, Muhammadiyah menapaki usia ke-113, sebuah usia yang mencerminkan ketangguhan, kedewasaan, dan konsistensi dalam membawa misi pencerahan bagi umat dan bangsa. 
Milad Muhammadiyah bukan sekadar perayaan, tetapi momentum refleksi tentang kontribusi besar Muhammadiyah dalam membangun Indonesia yang maju dan berkeadaban.

Didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1912, Muhammadiyah hadir dengan gagasan Islam berkemajuan: Islam yang memadukan nilai keimanan, rasionalitas, dan kemanfaatan sosial. 
Di tengah kondisi bangsa yang masih berada dalam cengkeraman kolonial, Muhammadiyah tampil sebagai gerakan pembaruan, membawa semangat modernisasi dalam pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. Semangat inilah yang kemudian berkembang dan mengakar kuat hingga kini.

Selama lebih dari satu abad, Muhammadiyah telah membuktikan diri sebagai organisasi yang memberi kontribusi nyata. 
Jaringan pendidikan Muhammadiyah meliputi ribuan sekolah, ratusan perguruan tinggi, hingga kampus besar seperti Universitas Muhammadiyah Malang, Yogyakarta, Surakarta, dan lainnya. Di bidang kesehatan, Muhammadiyah mengelola rumah sakit serta klinik yang tersebar di seluruh Indonesia, dikenal dengan standar pelayanan yang profesional sekaligus humanis. 
Sementara dalam ranah sosial, peran Muhammadiyah tampak jelas pada berbagai aksi kemanusiaan, bantuan kebencanaan, program pengentasan kemiskinan, dan pemberdayaan perempuan.

Tidak hanya itu, Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan yang mampu menjawab tantangan zaman. 
Di era modern yang serba cepat dan penuh perubahan, Muhammadiyah terus mendorong kader dan warganya untuk adaptif, berilmu, serta berperan aktif dalam membangun masyarakat. Dengan konsep Islam Berkemajuan, Muhammadiyah mengajak umat untuk memahami agama dengan pendekatan yang rasional dan kontekstual, tanpa kehilangan akar spiritualnya. 
Pendekatan ini membuat Muhammadiyah tetap relevan di tengah dinamika sosial, politik, dan teknologi yang terus berkembang.

Milad ke-113 menjadi pengingat bahwa perjalanan organisasi ini bukan hanya warisan sejarah, tetapi juga bekal untuk masa depan. 
Tantangan baru seperti digitalisasi, perubahan sosial, isu lingkungan, hingga kebutuhan peningkatan kesejahteraan masyarakat menjadi fokus yang tak dapat diabaikan. 
Muhammadiyah, dengan karakter progresifnya, diharapkan terus menjadi motor perubahan yang mendorong lahirnya generasi berakhlak, berpendidikan tinggi, serta berperan aktif dalam pembangunan bangsa.

Di tengah berbagai capaian tersebut, Milad Muhammadiyah juga menjadi kesempatan untuk menguatkan sinergi dengan seluruh elemen bangsa. Kolaborasi antar organisasi, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci dalam mewujudkan Indonesia yang lebih maju, makmur, dan berkeadilan. 
Spirit gotong-royong dan persatuan adalah nilai yang selalu dikedepankan Muhammadiyah dalam setiap langkahnya.

Akhirnya, Milad Muhammadiyah ke-113 adalah momen bersyukur dan mendoakan agar organisasi ini semakin kuat dalam dakwah, pendidikan, serta amal sosial.
Semoga Muhammadiyah terus menjadi cahaya bagi umat, sumber inspirasi bagi generasi muda, dan pilar penting bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Share:

Rabu, 12 November 2025

Ayahku, Teladan Kehidupan dan Pahlawan Keluarga

Dalam setiap perjalanan hidup, selalu ada sosok yang mungkin tak banyak bicara, tapi tindakannya berbicara lebih lantang daripada kata-kata. 
Ia hadir dengan langkah tegap, tatapan penuh tanggung jawab, dan hati yang luas penuh kasih sayang. 
Dialah ayah — pahlawan dalam kehidupan yang sering kali berjuang dalam diam.

Ayah adalah simbol kekuatan dan keteguhan. 
Ketika badai kehidupan datang, ayah berdiri di garis depan, memastikan keluarganya tetap aman dan sejahtera. Mungkin tidak selalu dengan kata-kata lembut, namun melalui kerja kerasnya yang tanpa pamrih, ayah menunjukkan arti cinta sejati. 
Dari ayah, kita belajar bagaimana menghadapi hidup dengan tangguh, bagaimana berdiri ketika jatuh, dan bagaimana terus berjuang meski dalam kesulitan.

Dalam pandangan anak, ayah adalah sosok pertama yang mengenalkan arti tanggung jawab dan disiplin. 
Ia mengajarkan bahwa setiap keberhasilan membutuhkan usaha, setiap impian menuntut kerja keras, dan setiap doa harus disertai tindakan. 
Di balik setiap senyum keluarga, ada peluh yang menetes dari kening ayah — tanda pengorbanan yang sering tak terlihat namun begitu nyata.

Namun, ayah bukan hanya tentang ketegasan. 
Di balik sikapnya yang tegar, tersimpan kelembutan dan kasih sayang mendalam. Ia mungkin jarang mengekspresikan cinta dengan kata-kata, tapi perhatiannya hadir dalam setiap hal kecil: memastikan anaknya makan dengan cukup, menyekolahkan meski harus menahan lelah, dan mendoakan dalam setiap sujud malam. Itulah cinta ayah — sederhana, namun abadi.

Dalam kehidupan modern yang serba cepat, peran ayah tetap menjadi pondasi utama keluarga. 
Ia tidak hanya bertugas mencari nafkah, tetapi juga menjadi panutan moral dan spiritual. 
Ayah yang hadir dalam kehidupan anak-anaknya, mendidik dengan teladan, dan mengajarkan nilai-nilai kebaikan, akan melahirkan generasi yang berakhlak, berani, dan bertanggung jawab.

Kehadiran ayah juga mencerminkan cinta Tuhan yang penuh perlindungan. 
Dalam Islam, seorang ayah memiliki tanggung jawab besar sebagai pemimpin keluarga — bukan untuk berkuasa, tetapi untuk mengayomi, membimbing, dan menuntun keluarganya menuju kebaikan. Ketika seorang ayah menunaikan perannya dengan cinta dan kesabaran, maka rumah tangga itu akan menjadi tempat lahirnya ketenangan dan keberkahan.

Hari Ayah menjadi momen istimewa untuk mengingat dan menghargai semua pengorbanan yang mungkin tak terucap. 
Sebuah kesempatan untuk berkata: “Terima kasih, Ayah. 
Terima kasih atas segala lelahmu, atas setiap doa dan perjuanganmu yang tidak pernah berhenti.”

Sebab sejatinya, ayah adalah pahlawan yang tak mencari pujian. 
Ia berjuang bukan untuk dikenal, tapi untuk memastikan bahwa orang-orang yang dicintainya hidup bahagia. 
Di balik kesederhanaannya, tersimpan cinta yang luar biasa besar — cinta yang menjadi sumber kekuatan bagi setiap anak untuk melangkah menghadapi kehidupan.

Selamat Hari Ayah Nasional 12 November 2025.
Mari kita kenang, hormati, dan cintai sosok ayah dalam hidup kita — sang pahlawan tanpa tanda jasa yang selalu hadir, meski sering tanpa kata. ❤️
Share:

Hari Pahlawan 2025: Saatnya Bangkit, Berkarya, dan Mengabdi untuk Negeri

Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan — sebuah momentum penuh makna untuk mengenang jasa para pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan negeri ini. 
Hari Pahlawan bukan sekadar mengenang masa lalu, tetapi juga menghidupkan kembali semangat perjuangan, pengorbanan, dan cinta tanah air di hati setiap warga bangsa. 
Di tengah zaman yang serba cepat dan digital seperti sekarang, semangat kepahlawanan tetap relevan dan dibutuhkan dalam setiap aspek kehidupan.

Dahulu, para pahlawan berjuang dengan senjata dan darah. 
Kini, perjuangan kita mungkin tak lagi di medan perang, tetapi di arena kehidupan yang berbeda — di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, dan teknologi. 
Menjadi pahlawan masa kini berarti memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. 
Seorang guru yang dengan sabar mendidik generasi muda, seorang tenaga medis yang setia melayani tanpa kenal lelah, seorang petani yang terus menanam demi ketahanan pangan bangsa — semuanya adalah pahlawan.
 
Setiap tindakan kecil yang dilakukan dengan niat tulus untuk kemajuan bersama adalah bentuk perjuangan yang tak kalah mulia.

Bagi generasi muda, Hari Pahlawan menjadi pengingat bahwa kemerdekaan dan kenyamanan yang dinikmati hari ini lahir dari perjuangan panjang yang berdarah-darah. 
Oleh karena itu, tugas kita bukan hanya menikmati hasilnya, tetapi juga menjaga dan melanjutkan semangat juang itu dengan karya nyata. 
Dalam dunia modern, tantangan bangsa tak lagi sebatas penjajahan fisik, melainkan penjajahan nilai, mental, dan moral. 
Maka, menjadi pahlawan masa kini berarti menjaga integritas, menolak korupsi, menyebarkan kebaikan, dan menjadi teladan di lingkungan sekitar.

Keluarga Besar DPD PKS Banyuwangi mengajak seluruh masyarakat untuk menyalakan kembali semangat perjuangan para pahlawan. Mari kita lanjutkan estafet perjuangan mereka dengan berbuat nyata bagi kemajuan daerah dan bangsa. 
Sebagaimana tema yang kami usung tahun ini: “Generasi Sehat, Indonesia Kuat”, kami percaya bahwa bangsa yang kuat lahir dari masyarakat yang sehat — baik jasmani, rohani, maupun moral. 
Mari bersama kita ciptakan lingkungan yang produktif, gotong royong, dan penuh kasih, agar semangat pahlawan tetap hidup di setiap langkah kita.

Pahlawan sejati tidak selalu tercatat dalam buku sejarah, namun mereka selalu meninggalkan jejak kebaikan dalam kehidupan orang lain. 
Setiap dari kita memiliki potensi untuk menjadi pahlawan — di rumah, di tempat kerja, di sekolah, bahkan di dunia digital.
Mulailah dari hal kecil: menolong sesama, menjaga kejujuran, bekerja dengan ikhlas, dan mencintai tanah air. 
Share:

Selasa, 28 Oktober 2025

Makna dan Semangat Sumpah Pemuda yang Tak Lekang oleh Waktu di Era Digital

Tanggal 28 Oktober 1928 menjadi tonggak penting dalam sejarah bangsa Indonesia. 
Pada hari itu, para pemuda dari berbagai suku, agama, dan daerah berkumpul dalam Kongres Pemuda II di Jakarta. 
Mereka menyatukan tekad melalui ikrar yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda:
Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa — Indonesia.
Ikrar ini bukan hanya kalimat simbolis, melainkan sebuah kesadaran kolektif bahwa kemerdekaan dan kemajuan bangsa hanya bisa dicapai dengan persatuan.

Dari Kongres ke Kontribusi Nyata

Para pemuda tahun 1928 tidak memiliki teknologi, media sosial, atau fasilitas modern. 
Namun, semangat juang dan kecintaan mereka pada tanah air melampaui batas-batas itu. 
Mereka mengesampingkan ego daerah, etnis, dan golongan demi cita-cita besar: Indonesia merdeka.
Kini, tugas kita sebagai generasi penerus adalah melanjutkan semangat tersebut dengan cara yang relevan dengan zaman. 
Jika dulu mereka berjuang dengan pena dan rapat, kini kita berjuang melalui karya, inovasi, dan kontribusi nyata di berbagai bidang — pendidikan, teknologi, ekonomi, dan sosial.

Sumpah Pemuda di Era Digital

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, semangat persatuan sering diuji oleh polarisasi opini dan informasi yang berlebihan. 
Namun, di sinilah peran pemuda digital diuji:
Menjadi agen perdamaian, penyebar informasi positif, dan pembangun jembatan antarperbedaan.
Media sosial bukan sekadar tempat hiburan, tetapi juga wadah untuk menyebarkan nilai kebangsaan, solidaritas, dan inspirasi.

Menjadi content creator yang membawa nilai-nilai kebangsaan, mengembangkan startup lokal, atau menggerakkan kegiatan sosial adalah bentuk nyata implementasi semangat Sumpah Pemuda di era modern.

Pemuda Adalah Harapan Bangsa

Pemuda adalah motor perubahan. Dalam sejarah bangsa, setiap kebangkitan besar selalu dimulai dari gerakan anak muda — dari pergerakan Budi Utomo, Sumpah Pemuda, hingga era reformasi.
Kini, tantangan kita bukan lagi penjajahan fisik, melainkan penjajahan digital, budaya konsumtif, dan kemalasan berpikir. Karenanya, semangat “Bersatu dan Berdaya” menjadi kunci agar pemuda Indonesia tetap relevan dan berdaya saing global.

Penutup

97 tahun Sumpah Pemuda adalah pengingat bahwa kebersamaan dan cinta tanah air akan selalu menjadi fondasi kemajuan bangsa. 
Mari jadikan momentum ini sebagai refleksi: apakah kita masih menjaga semangat persatuan itu dalam setiap langkah dan karya?

Karena sejatinya, menjadi pemuda Indonesia berarti berani bermimpi besar, bekerja tulus, dan mengabdi untuk negeri tercinta — Indonesia.
Share:

Rabu, 22 Oktober 2025

Santri dan Peradaban: Pelajaran untuk Umat di Hari Santri Nasional 2025

Tanggal 22 Oktober 2025 kembali mengingatkan kita pada peran besar kaum santri dalam sejarah bangsa. 
Hari Santri Nasional bukan sekadar seremonial, tetapi momentum untuk meneguhkan kembali jati diri bangsa yang berakar pada nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan.

Santri adalah simbol ketulusan, kesederhanaan, dan kecintaan terhadap ilmu. 
Dari pesantren, lahir ribuan ulama, guru, pejuang, dan pemimpin yang membentuk wajah Indonesia hingga hari ini. 
Resolusi jihad tahun 1945 yang dideklarasikan oleh para ulama menjadi bukti nyata bahwa santri bukan hanya penjaga akidah, tetapi juga garda depan kemerdekaan.

Kini, tantangan santri berbeda. Mereka tidak lagi berhadapan dengan penjajah bersenjata, tetapi dengan penjajahan moral, kemalasan berpikir, dan degradasi nilai. 
Maka, santri masa kini dituntut untuk menjadi pelopor perubahan — menguasai ilmu agama sekaligus ilmu dunia, aktif dalam teknologi, ekonomi, dan sosial kemasyarakatan.

Pelajaran penting dari Hari Santri adalah kemandirian dan keikhlasan. 
Santri diajarkan untuk hidup sederhana, berdisiplin, dan tidak bergantung pada fasilitas dunia.
Nilai-nilai ini menjadi modal berharga bagi setiap umat Islam untuk menghadapi kehidupan modern yang serba cepat dan materialistik. 
Keteguhan hati, kesabaran dalam belajar, dan keikhlasan berjuang adalah karakter santri yang patut diteladani oleh seluruh umat.

Santri juga mengajarkan arti kebersamaan. 
Di pesantren, setiap santri belajar hidup dalam harmoni, saling membantu, dan menghargai perbedaan. 
Inilah semangat ukhuwah yang sangat dibutuhkan oleh bangsa yang majemuk seperti Indonesia.

Dalam konteks pembangunan bangsa, santri dapat menjadi motor penggerak kemajuan daerah melalui ekonomi syariah, pendidikan karakter, dan dakwah sosial. 
Santri yang kreatif dan berjiwa wirausaha akan menjadi aset besar bagi kemajuan bangsa.

Pada Hari Santri Nasional 2025 ini, marilah kita semua — baik yang pernah mondok maupun tidak — meneladani semangat para santri. 
Mari belajar hidup sederhana, berilmu luas, dan bermanfaat bagi sesama. 
Sebab sejatinya, setiap muslim yang berjuang di jalan kebaikan adalah santri kehidupan.

Selamat Hari Santri Nasional.
Santri kuat, Indonesia hebat.
Bersama PKS Banyuwangi — mengawal Indonesia merdeka menuju peradaban dunia.
Share:

Minggu, 05 Oktober 2025

Refleksi 80 Tahun TNI: Keteladanan Dalam Menjaga Kedaulatan dan Persatuan

Setiap tanggal 5 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Tahun 2025 ini menjadi momentum istimewa: delapan puluh tahun sudah TNI berdiri tegak menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI. 
Namun, lebih dari sekadar lembaga pertahanan, TNI adalah simbol persatuan bangsa — antara rakyat, pemerintah, dan semangat kebangsaan yang tidak boleh padam.

TNI lahir dari rahim perjuangan rakyat. 
Sejak masa revolusi, TNI bukan berdiri untuk kekuasaan, melainkan untuk mempertahankan kemerdekaan. 
Dari pertempuran Surabaya hingga operasi menjaga perdamaian dunia, TNI selalu hadir dengan satu keyakinan: Indonesia harus tetap berdiri tegak.

Kini, tantangan bangsa tidak lagi sebatas ancaman militer. 
Kita menghadapi perpecahan sosial, hoaks, polarisasi politik, dan krisis moral. Dalam situasi ini, semangat juang TNI patut kita teladani. 
Ketegasan mereka dalam menjaga kedaulatan dapat menjadi inspirasi untuk menjaga keamanan sosial dan persatuan di tengah masyarakat.

Sebagaimana semboyan “Bersama Rakyat, TNI Kuat,” hubungan antara rakyat dan tentara harus tetap erat. Rakyat yang sadar akan pentingnya kedamaian, dan TNI yang setia menjaga keamanan, merupakan fondasi Indonesia yang kuat. 
Tidak ada artinya pertahanan negara yang canggih jika rakyatnya saling curiga dan bermusuhan.

Hari ini, ketika kita memperingati Hari TNI ke-80, mari renungkan peran kita masing-masing dalam menjaga Indonesia. 
Jika TNI berjuang di garis depan, maka kita berjuang di garis kehidupan sehari-hari: menjaga toleransi, menyebarkan kebaikan, dan menolak provokasi.

Menjaga Indonesia bukan hanya tugas TNI, tetapi tugas setiap warga negara. 
Dari rumah, sekolah, tempat kerja, hingga media sosial — kita bisa menjadi “prajurit kedamaian” yang memperkuat persatuan bangsa.

Dirgahayu TNI ke-80. Teruslah menjadi benteng NKRI yang tangguh dan teladan bagi rakyat.
Semoga semangat juang, disiplin, dan cinta tanah air yang diwariskan para prajurit menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus menjaga Persatuan dan Keamanan Bangsa.
Share:

Kamis, 02 Oktober 2025

Hari Batik Nasional: Merayakan Warisan Budaya, Menggerakkan Ekonomi Bangsa

Setiap tanggal 2 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Batik Nasional. 
Penetapan ini merujuk pada pengakuan UNESCO pada tahun 2009, yang memasukkan batik Indonesia ke dalam daftar Intangible Cultural Heritage of Humanity. 
Sejak saat itu, batik tidak hanya dipandang sebagai kain tradisional, tetapi juga sebagai simbol kebanggaan nasional dan warisan budaya yang mendunia.

Sejarah Singkat Hari Batik

Batik telah ada sejak ratusan tahun lalu, terutama berkembang di Jawa. Kata “batik” berasal dari bahasa Jawa: amba (menulis) dan titik. Batik bukan sekadar kain bermotif, melainkan karya seni yang sarat filosofi. 
Setiap motif batik mengandung makna tertentu, misalnya batik parang melambangkan kekuatan dan kesinambungan, sedangkan batik kawung mencerminkan kesucian serta pengendalian diri.

Pada tahun 2009, UNESCO akhirnya mengakui batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia. 
Pengakuan ini menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk melestarikan batik, baik sebagai identitas budaya maupun sumber ekonomi. 
Pemerintah kemudian menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden.

Relevansi Batik di Era Modern

Pertanyaan yang sering muncul: apakah batik masih relevan di era modern? 
Jawabannya adalah ya, bahkan semakin penting. 
Batik kini tidak hanya dipakai dalam acara formal atau seremonial, tetapi juga merambah dunia fashion modern.
 Desainer muda mengembangkan batik menjadi busana kasual, gaun pesta, hingga aksesori seperti tas dan sepatu.

Di sisi ekonomi, batik telah menjadi salah satu pilar ekonomi kreatif Indonesia. 
Ribuan UMKM batik tersebar di berbagai daerah, seperti Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Lasem, dan Cirebon. 
Industri ini menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari pembatik tradisional hingga pengusaha fashion. 
Produk batik juga memiliki pasar ekspor yang luas, terutama ke negara-negara Asia, Eropa, hingga Amerika.

Batik juga mendukung ekonomi lokal dengan mengangkat kearifan tradisi dan keterampilan masyarakat. 
Setiap pembelian batik berarti mendukung pengrajin lokal dan menjaga keberlanjutan budaya.
 Inilah yang menjadikan batik relevan tidak hanya sebagai identitas bangsa, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi kerakyatan.

Tantangan dan Harapan

Meski demikian, ada tantangan yang perlu dihadapi. 
Persaingan dengan batik printing massal membuat batik tulis tradisional sering kalah di pasar karena harga yang lebih tinggi. 
Di sinilah diperlukan edukasi kepada masyarakat untuk lebih menghargai nilai seni dan kerja keras para pengrajin. 
Dukungan pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat penting agar batik tetap lestari dan berdaya saing global.

Penutup

Hari Batik Nasional bukan sekadar peringatan seremonial. 
Ia adalah momentum untuk meneguhkan kembali identitas bangsa sekaligus menggerakkan ekonomi kreatif.
 Dengan melestarikan batik, kita tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga membuka peluang bagi kemajuan ekonomi bangsa.

Share:

Rabu, 01 Oktober 2025

Hari Kesaktian Pancasila : Menjaga NKRI dari Ancaman Ideologi Yang Mengintai

Setiap tahun pada tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila. 
Peringatan ini tidak hanya sekadar mengenang peristiwa kelam yang terjadi pada tahun 1965, tetapi juga menjadi momentum untuk meneguhkan kembali komitmen kita terhadap ideologi negara yang telah membimbing bangsa Indonesia selama lebih dari tujuh dekade.

Pancasila sebagai dasar negara memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keberagaman Indonesia. 
Sebagai negara yang terdiri dari ribuan pulau, suku, agama, dan budaya, Pancasila mengajarkan kita untuk hidup dalam kedamaian dan harmoni meski memiliki perbedaan. 
Hal ini tercermin dalam prinsip Bhinneka Tunggal Ika yang mengajarkan bahwa meski berbeda-beda, kita tetap satu, yaitu bangsa Indonesia.

Namun, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika selalu terancam oleh ideologi-ideologi yang berupaya merusak tatanan sosial-politik yang telah dibangun dengan susah payah. 
Salah satunya adalah paham komunis yang pernah menjadi ancaman besar bagi keutuhan negara kita. 
Pada tahun 1965, negara kita diguncang oleh upaya penggulingan pemerintahan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). 
Meskipun upaya tersebut gagal, namun peristiwa tersebut menjadi pelajaran berharga bagi kita untuk selalu waspada terhadap ancaman ideologi yang dapat merusak kesatuan bangsa.

Komunisme, dengan prinsip-prinsipnya yang menolak keberagaman dan cenderung mengedepankan kekerasan, bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
 Ideologi ini tidak hanya merusak tatanan sosial, tetapi juga mengancam kebebasan individu serta hak asasi manusia. 
Negara kita yang sudah tercatat dalam sejarah sebagai negara yang demokratis dan menjunjung tinggi hak asasi manusia tidak boleh memberikan ruang bagi ideologi yang bertentangan dengan prinsip-prinsip tersebut.

Namun, tantangan tidak hanya datang dari paham komunis. 
Ideologi lain yang radikal dan intoleran juga berpotensi mengancam keutuhan NKRI. 
Dalam beberapa dekade terakhir, kita telah menyaksikan munculnya berbagai kelompok ekstrem yang mencoba menggusur ideologi Pancasila dan menggantinya dengan ideologi yang lebih radikal. 
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga kesatuan dan persatuan dalam bingkai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Sebagai generasi penerus, kita memiliki kewajiban untuk menjaga dan memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. 
Pendidikan mengenai sejarah bangsa, pemahaman tentang pentingnya keberagaman, serta sikap toleransi menjadi kunci untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada. 
Kita harus saling menghormati perbedaan dan tidak membiarkan ideologi-ideologi yang merusak bangsa ini berkembang di tengah masyarakat.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila bukan hanya menjadi kenangan sejarah, tetapi juga menjadi panggilan untuk terus menjaga dan memperjuangkan ideologi negara ini. 
Dengan semangat gotong-royong dan persatuan, kita akan terus menjaga keutuhan NKRI dan memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi negara yang berdaulat, adil, dan makmur bagi seluruh rakyatnya.

Share:

Rabu, 24 September 2025

Hilirisasi Pertanian: Jalan Menuju Petani Mandiri dan Sejahtera

Hilirisasi pertanian merupakan salah satu strategi penting dalam meningkatkan kesejahteraan petani. 
Secara sederhana, hilirisasi adalah proses pengolahan hasil pertanian mentah menjadi produk yang memiliki nilai tambah sebelum sampai ke tangan konsumen.
Dengan hilirisasi, petani tidak hanya menjadi pemasok bahan baku, tetapi juga dapat mengambil peran dalam rantai produksi yang lebih panjang, sehingga memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Pertanian Dulu: Fokus pada Produksi Bahan Mentah

Pada masa lalu, mayoritas petani di Indonesia hanya berperan sebagai penghasil bahan mentah. 
Misalnya, petani padi menjual gabah kepada tengkulak dengan harga rendah. 
Proses penggilingan, pengemasan, dan pemasaran dikuasai oleh pihak lain, sehingga nilai tambah yang besar justru dinikmati oleh pedagang atau pabrik.

Sistem pertanian seperti ini membuat petani sering terjebak dalam lingkaran kemiskinan. Mereka bekerja keras di sawah atau ladang, tetapi pendapatan tetap minim karena harga jual produk pertanian yang fluktuatif dan tidak sebanding dengan biaya produksi. 
Selain itu, keterbatasan akses teknologi dan modal membuat petani sulit mengembangkan usaha mereka.

Pertanian Kini: Teknologi dan Akses Pasar yang Lebih Luas

Di era modern, pertanian mulai mengalami transformasi. 
Teknologi pertanian yang semakin canggih, seperti penggunaan alat mesin pertanian, bibit unggul, serta sistem irigasi modern, mampu meningkatkan produktivitas. 
Petani kini juga memiliki akses informasi yang lebih luas melalui internet, sehingga mereka bisa memantau harga pasar, belajar teknik baru, hingga memasarkan produk secara langsung melalui platform digital.

Namun, kemajuan ini belum sepenuhnya mengubah kesejahteraan petani jika mereka masih hanya menjual produk mentah. 
Di sinilah pentingnya hilirisasi pertanian. 
Dengan mengolah hasil panen menjadi produk siap konsumsi atau setengah jadi, petani dapat menjual dengan harga yang jauh lebih tinggi. Contohnya, singkong yang diolah menjadi keripik atau tepung, susu segar menjadi keju dan yoghurt, atau beras dikemas dengan merek sendiri.

Dampak Hilirisasi terhadap Kesejahteraan Petani

Hilirisasi memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan petani. 
Pertama, meningkatkan pendapatan karena produk yang dijual memiliki nilai tambah. 
Kedua, membuka lapangan pekerjaan baru di sektor pengolahan dan distribusi. 
Ketiga, memperkuat posisi tawar petani karena mereka tidak hanya bergantung pada tengkulak.

Selain itu, hilirisasi juga mendukung ketahanan pangan nasional. Dengan produk yang diolah di dalam negeri, Indonesia tidak perlu bergantung pada impor, sehingga perputaran ekonomi tetap terjadi di dalam negeri dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat lokal.

Tantangan dan Solusi

Meskipun memiliki banyak manfaat, hilirisasi pertanian juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan modal dan pengetahuan dalam mengolah produk secara profesional. 
Selain itu, infrastruktur yang kurang memadai, seperti jalan dan gudang penyimpanan, sering menghambat distribusi produk.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah dan swasta perlu bersinergi. Program pelatihan, bantuan permodalan, serta pembangunan infrastruktur menjadi kunci keberhasilan hilirisasi. 
Petani juga perlu didorong untuk membentuk koperasi atau kelompok usaha bersama agar memiliki kekuatan kolektif dalam produksi dan pemasaran.

Kesimpulan

Hilirisasi pertanian merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia. 
Dengan mengubah pola pikir dari sekadar penghasil bahan mentah menjadi pelaku industri pengolahan, petani dapat meraih pendapatan yang lebih tinggi, menciptakan lapangan kerja, serta memperkuat ketahanan pangan nasional.

Jika dulu petani identik dengan kemiskinan dan ketergantungan. Maka melalui hilirisasi, mereka bisa menjadi pengusaha yang mandiri dan berdaya saing tinggi. 
Pertanian bukan lagi sekadar mata pencaharian, tetapi menjadi sektor yang menjanjikan masa depan yang lebih sejahtera.
Share:

Minggu, 21 September 2025

Ketika Nafas Terakhir Berhenti: Sudahkah Kita Siap Menghadapinya?

Setiap manusia yang lahir ke dunia pasti akan menghadapi kematian. Tidak ada seorang pun yang dapat lari darinya, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:
“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.”
(QS. Ali Imran: 185)

Kematian adalah kepastian yang sering kita lupakan dalam hiruk-pikuk kehidupan dunia. 
Kita sibuk mengejar harta, jabatan, dan popularitas, namun terkadang lupa mempersiapkan bekal untuk perjalanan panjang setelah nafas terakhir berhenti. 
Pertanyaannya, sudahkah kita siap ketika saat itu tiba?

Ketika Nafas Terakhir Berhenti: Sudahkah Kita Siap Menghadapinya kematian Tidak Mengenal Waktu dan Usia

Salah satu hakikat kematian yang harus kita sadari adalah ia bisa datang kapan saja, tanpa tanda, tanpa permisi. 
Banyak orang mengira bahwa kematian hanya datang di usia tua atau saat sakit parah. 
Padahal, betapa banyak orang yang masih muda dan sehat, tiba-tiba dipanggil Allah tanpa sempat berpesan kepada keluarga.

Rasulullah Saw mengingatkan kita dalam sabdanya:
"Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian."
(HR. Tirmidzi)

Mengapa kita dianjurkan sering mengingat kematian? 
Karena dengan mengingatnya, hati akan lebih lembut dan terdorong untuk memperbanyak amal shalih. 
Jika kita selalu sadar bahwa hidup ini sementara, kita akan lebih berhati-hati dalam setiap langkah dan keputusan.

Harta dan Jabatan Tak Akan Dibawa

Sering kali kita berusaha keras mengumpulkan harta, memperjuangkan karier, dan mengejar penghormatan dari manusia. 
Namun, ketika nafas terakhir terhenti, semua itu tidak lagi berarti.

Yang mengiringi kita hanyalah tiga hal, sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
"Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang shalih."
(HR. Muslim)

Ayat dan hadits ini menjadi pengingat bahwa yang benar-benar kita bawa hanyalah amal perbuatan.
Semua harta dan kemewahan akan ditinggal untuk ahli waris, sementara tubuh kita dibungkus kain kafan sederhana dan dikuburkan.

Hikmah untuk yang Ditinggalkan

Kematian bukan hanya pelajaran bagi yang pergi, tetapi juga bagi keluarga yang ditinggalkan. 
Saat kehilangan orang tercinta, kesedihan adalah hal yang wajar.
Namun, bagi seorang muslim, kesabaran dan keikhlasan adalah tanda keteguhan iman.

Ada beberapa sikap yang sebaiknya dilakukan keluarga yang ditinggalkan:

1. Sabar dan Ridha – Yakin bahwa segala sesuatu sudah ditetapkan oleh Allah dengan penuh hikmah.

2. Mendoakan yang Telah Tiada – Doa anak shalih dan sedekah atas nama almarhum akan menjadi cahaya bagi mereka di alam kubur.

3. Mengambil Pelajaran – Jadikan kematian sebagai pengingat untuk memperbaiki diri dan memperbanyak amal.

Penutup

Kematian adalah pintu menuju kehidupan yang sebenarnya. 
Tidak ada yang bisa menolaknya, dan tidak ada yang tahu kapan ia akan datang. 
Oleh karena itu, gunakan setiap detik kehidupan untuk memperbaiki diri, memperbanyak amal, dan bertaubat dari segala kesalahan.

Sebab, ketika nafas terakhir berhenti, semua kesempatan sudah berakhir.
Mari kita renungkan… 

Jika hari ini adalah hari terakhir kita, sudahkah kita siap menghadapinya?
Share:

Kamis, 18 September 2025

DPW PKS Jawa Timur Borong Penghargaan di JTV Award 2025: Bukti Nyata Kinerja dan Dedikasi untuk Rakyat


Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Timur kembali mencatatkan prestasi gemilang dengan memborong penghargaan dalam ajang bergengsi JTV Award 2025. Dalam acara yang diselenggarakan oleh media lokal terkemuka tersebut, PKS Jatim meraih tiga kategori penghargaan utama, yaitu:

1. DPW dengan Kinerja Terbaik

2. Partai Terbaik dalam Kaderisasi Politik

3. Ketua Fraksi Terbaik dalam Mendorong Perekonomian Jawa Timur

Penghargaan ini menjadi bukti konkret dari kerja-kerja nyata PKS di lapangan, yang tidak hanya terfokus pada politik kekuasaan, tetapi juga pada pembangunan sumber daya manusia dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kinerja Terbaik: Politik yang Mengakar, Bukan Sekadar Wacana

PKS Jatim dinilai berhasil menunjukkan kinerja terbaik di antara seluruh partai politik di wilayah tersebut. Capaian ini tidak terlepas dari berbagai program nyata yang dilakukan oleh struktur partai mulai dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota. Konsolidasi yang solid, keterlibatan langsung kader dalam menyerap aspirasi warga, serta komitmen dalam memperjuangkan isu-isu kerakyatan menjadi poin penting yang dinilai oleh tim penilai JTV.

“PKS hadir bukan hanya menjelang pemilu, tapi terus bergerak melayani rakyat setiap saat,” ujar Ketua DPW PKS Jatim dalam sambutannya saat menerima penghargaan.

Kaderisasi Politik: Mencetak Pemimpin Masa Depan

Dalam kategori kaderisasi terbaik, PKS Jatim dianggap berhasil membangun sistem kaderisasi yang sistematis dan berkelanjutan. Banyak tokoh muda potensial lahir dari proses ini—menjadi anggota legislatif, aktivis sosial, hingga pelaku usaha yang berpihak pada ekonomi rakyat.

Program pendidikan politik, pelatihan kepemimpinan, serta pembinaan ideologis yang konsisten menjadi kekuatan utama PKS dalam mencetak kader yang tidak hanya cakap, tetapi juga berintegritas.

“Ini bukan soal memperbanyak jumlah kader, tapi bagaimana mencetak pemimpin-pemimpin masa depan yang siap membawa perubahan,” ujar salah satu pengurus bidang kaderisasi DPW PKS Jatim.

Ketua Fraksi Terbaik: Mendorong Ekonomi Jawa Timur Bangkit

Tidak kalah membanggakan, Ketua Fraksi PKS DPRD Jawa Timur juga meraih penghargaan sebagai Ketua Fraksi Terbaik dalam Mendorong Perekonomian Daerah. Melalui inisiatif regulasi yang pro-UMKM, advokasi terhadap petani dan nelayan, serta peran aktif dalam pengawasan anggaran pembangunan ekonomi, PKS terbukti berkomitmen terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan.











Share:

Kamis, 11 September 2025

Bukan Sekedar Nostalgia, Ini Alasan Radio Masih Bertahan Sampai Saat Sekarang

Di tengah derasnya arus digital, saat konten video pendek dan podcast menjamur di berbagai platform, radio tetap berdiri tegak. 
Meski sering dianggap "teknologi lama", faktanya radio masih punya tempat spesial di hati pendengarnya. 
Bukan sekadar nostalgia, tapi karena radio memiliki kekuatan unik yang tak tergantikan.

Salah satu alasan utama adalah koneksi emosional. 
Suara penyiar yang ramah, sapaan hangat di pagi hari, 
dan lagu-lagu yang menemani perjalanan—semua menciptakan rasa kedekatan yang tidak bisa diberikan oleh algoritma digital.

Selain itu, radio tetap menjadi media yang cepat dan terpercaya dalam menyampaikan informasi, terutama di daerah yang belum terjangkau internet stabil. 
Dalam kondisi darurat seperti bencana alam, radio seringkali menjadi sumber berita utama.

Kini, radio juga tak mau ketinggalan zaman. 
Banyak stasiun radio bertransformasi ke platform digital: streaming online, aplikasi mobile, hingga kolaborasi dengan podcast dan media sosial. 
Ini membuktikan bahwa radio mampu beradaptasi, bukan hanya bertahan.

Menariknya, generasi muda mulai melirik kembali dunia radio—baik sebagai pendengar maupun kreator. 

Banyak penyiar muda yang hadir dengan gaya bicara segar, membahas isu-isu relevan, dan membangun komunitas lewat siaran mereka.

Jadi, saat kita menyetel radio hari ini, itu bukan sekadar bernostalgia. Kita sedang menikmati media yang hidup, berkembang, dan terus relevan. 
Karena sejatinya, radio bukan hanya soal suara—tapi juga soal rasa.

Selamat ulang tahu media penyiaran di seluruh Indonesia.
Semoga bisa menjadi mitra terbaik dalam mebangun bangsa.
Share:

Selasa, 09 September 2025

Olahraga Murah yang Bisa Menyelesaikan Banyak Masalah, Apa itu ?

Pemimpin baru PKS Banyuwangi Bapak Widodo, mengajak masyarakat banyuwangi memulai gaya hidup sehat dengan berolah raga.
Di tengah kesibukan hidup modern, banyak orang merasa sulit untuk berolahraga. 
Alasannya beragam, seperti
biaya keanggotaan gym yang mahal, peralatan olahraga yang tidak murah, hingga waktu yang terbatas. 
Namun, ada satu jenis olahraga yang sering terlupakan padahal sangat mudah, murah, dan memiliki segudang manfaat — jalan kaki.

Jalan kaki bukan sekadar aktivitas biasa, tetapi juga solusi bagi berbagai masalah yang dihadapi masyarakat. 
Bahkan, program pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dan pembangunan infrastruktur bisa berjalan seiring jika budaya jalan kaki semakin digalakkan.

Adapun manfaat dengan jalan kaki diantaranya :

1. Menjaga Kesehatan Tubuh dan Pikiran

Jalan kaki selama 30 menit setiap hari mampu memberikan efek luar biasa bagi kesehatan. 
Beberapa manfaat yang bisa dirasakan antara lain:

1. Membakar kalori dan mengurangi lemak tubuh sehingga berat badan lebih ideal.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga tidak mudah terserang penyakit.
3. Meningkatkan fungsi otak karena aliran darah yang lancar membuat pikiran lebih jernih dan fokus.
4. Mengurangi risiko penyakit serius seperti diabetes, hipertensi, dan stroke.

Cukup dengan kebiasaan sederhana ini, kita bisa memiliki tubuh yang lebih sehat tanpa harus mengeluarkan biaya besar.

2. Efisiensi Anggaran: Olahraga Hemat Tanpa Ribet
Banyak orang ingin sehat, tetapi terkendala biaya. 
Gym dan alat olahraga sering kali menjadi alasan utama. 
Dengan jalan kaki, semua hambatan itu hilang.
Tidak perlu membeli alat olahraga mahal.
Tidak perlu membayar keanggotaan tempat fitness.
Bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, tanpa terikat waktu.
Dengan kata lain, jalan kaki adalah olahraga paling hemat namun hasilnya tetap maksimal.

3. Ramah Lingkungan dan Mengurangi Polusi
Jika lebih banyak orang memilih berjalan kaki daripada menggunakan kendaraan bermotor untuk jarak dekat, maka:
Polusi udara akan berkurang, kualitas udara semakin bersih.
Mengurangi kemacetan di jalan raya.
Berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Langkah kecil seperti ini bisa membawa dampak besar bagi bumi.

4. Menekan Pengeluaran BPJS dan Biaya Kesehatan
Masyarakat yang sehat berarti lebih sedikit yang harus dirawat di rumah sakit. Jika semakin banyak orang rutin berjalan kaki, maka:
Klaim BPJS bisa ditekan karena penyakit degeneratif berkurang.
Beban pemerintah dalam pembiayaan kesehatan lebih ringan.
Masyarakat dapat menikmati kualitas hidup yang lebih baik.

Ini adalah contoh nyata bagaimana pencegahan lebih murah daripada pengobatan.

5. Mendorong Pembangunan Trotoar

Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berjalan kaki juga bisa mendorong pemerintah memperbaiki fasilitas umum seperti trotoar.
Dengan adanya trotoar yang nyaman dan aman, masyarakat akan semakin termotivasi untuk berjalan kaki. Hal ini menciptakan lingkaran positif.

Kesimpulan

Jalan kaki bukan hanya aktivitas sederhana, tetapi juga gerakan perubahan.
Dengan berjalan kaki, kita bisa:

1. Sehat jasmani dan rohani.

2. Menghemat uang.

3. Menjaga lingkungan.

4. Membantu pemerintah mengurangi beban biaya kesehatan.

5. Mendorong pembangunan fasilitas publik.

Mari mulai dari langkah kecil hari ini. 
Ajak keluarga, tetangga, dan teman-teman untuk menjadikan jalan kaki sebagai bagian dari gaya hidup sehat.
Karena perubahan besar selalu dimulai dari satu langkah kecil.
Share:

Alamat

Jl. Brawijaya gg. Keadilan, Kel. Kebalenan Kec. Banyuwangi Kab. Banyuwangi